Social Media kata yang tidak asing kita dengar saat ini, tahukah anda artinya ? Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tentu saja Social Media itu adalah Media Sosial – sebuah tempat untuk melakukan aktifitas bersosialisasi – berbaur dan bergabung dengan orang lain.
Kata Social Media menjadi populer ketika Facebook dan Twitter mulai dikenal oleh kalangan pengguna Internet, hal ini yang kemudian membuat Social Media dan Internet menjadi tidak terpisahkan. Tidak heran, jika mendengar kata Social Media maka pikiran orang orang tentu akan langsung tertuju pada Internet – Facebook, Twitter, Blogging, youtube dan semua fasilitas fasilitas lainnya yang menjembatani hubungan dan interaksi antar manusia.
Di Indonesia sendiri, kegiatan ber-Social Media sebenarnya telah ada sejak lama – dengan bermunculannya berbagai macam forum diskusi berbasis web seperti KasKus misalnya, hanya saja demam Social Media mulai terasa ketika sebuah situs pertemanan bernama Friendster mulai naik daun – saat itu banyak orang mulai merasa sangat penting untuk menampilkan sosok dirinya untuk dikenal orang lain.
Wabah Social Media semakin menjadi jadi ketika Facebook mulai dikenal oleh masyarakat dunia – Facebook seolah menjadi wajib hukumnya bagi seseorang yang berkelana di Internet – tidak memandang umur tua dan muda, profesi pekerjaan dan lain lain – seolah merasa kurang lengkap jika bisa mengakses Internet tapi tidak memiliki account Facebook. Akses Facebook semakin mudah karena didukung dengan perkembangan teknologi dan kemudahan akses Internet – sekarang tidak perlu lagi sebuah personal komputer untuk mengakses Facebook – perkembangan teknologi mobile device yang bernama Handphone seseorang telah bisa bertemu dan berdiskusi dengan orang lain, bertemu dengan teman teman baru dan juga teman teman lama yang telah lama berpisah.
Kasus Social Media
Banyak sekali kasus – kasus yang terjadi memanfaatkan Social media, salah satunya adalah kasus penculikan istri WN peraancis yang baru saja terjadi. Kronologi penculikan tersebut sebagai berikut (dikutip dari detik.com)
Korban awalnya mengenal tersangka melalui situs jejaring sosial Facebook pada Mei 2011. Korban dan tersangka kemudian intens berkomunikasi melalui facebook.
"Karena sudah percaya dengan tersangka, korban pernah memberikan password akun facebooknya kepada tersangka," katanya.
Korban bahkan menjanjikan akan mencarikan pekerjaan bagi tersangka. "Karena suaminya memiliki kolega dengan sejumlah pengusaha di Indonesia," terangnya.
Kemudian, pada 4 Juli 2011, korban bersama suaminya yang merupakan profesor geografi di salah satu universitas di Paris, Perancis itu berlibur ke Indonesia.
"Korban kemudian pergi ke rumah saudaranya di Yogyakarta," katanya.
Hingga pada 27 Juli 2011, tersangka bertemu dengan korban tanpa sepengetahuan suaminya di Yogyakarta. Tersangka dan korban kemudian berfoto-foto bersama.
"Kemudian tersangka meng-upload foto-foto dia dan tersangka di facebooknya," katanya.
Korban juga diancam oleh tersangka, akan disebarkan foto dirinya bersama tersangka ke seluruh teman-teman korban di facebook. Hingga suatu waktu pada pertengahan Agustus, korban mengetahui kalau akun facebooknya itu di-hack oleh tersangka.
"Saat itu, korban sedang berada di Lombok," ujarnya.
Korban kemudian menghubungi tersangka agar memberi password facebook barunya kepada korban. Hingga saat suami korban pulang pada 29 Agustus 2011, korban menemui tersangka di Bandung.
"Suaminya kembali pulang ke Perancis, sementara korban tinggal di Yogyakarta dengan alasan, korban ingin menemui keluarga dan kerabatnya dulu di Yogyakarta," ungkapnya.
Korban kemudian terbang menggunakan pesawat ke Bandung. Setibanya di Bandara Husein Sastranegara, korban dijemput oleh tersangka.
"Korban kemudian dibawa ke hotel dan disekap di sana selama 6 hari," tuturnya.
Barang-barang korban berupa 3 unit handphone, uang Rp 9 juta, ATM, paspor, kartu kredit dirampas oleh tersangka. Tersangka juga menganiaya korban hingga memar.
Dari kejadian tersebut sudah sepatutnya kita lebih waspada terhadap orang – orang yang baru dikenal melalui social media tersebut. Dan memang social media seperti ini sebenarnya diperuntukkan untuk orang – orang yang anda kenal di dunia nyata, bukan untuk menjalin pertemanan karena pertemanan dan penjalinan hubungan sepatutnya terjadi di dunia nyata bukan di dunia maya.
Kita bisa membuat sebuah daftar yang panjang jika berbicara tentang manfaat Social Media. Tapi satu hal yang paling penting adalah, dengan adanya Social Media maka sebuah informasi bisa disampaikan dan tersebar dengan cepat. Social Media juga bisa menjadi sebuah tempat untuk proses pembelajaran bagi para penggunanya.
Bahkan yang sedang menjadi ‘trend topik’ saat ini adalah – Social Media bisa menjadi sebuah alat untuk membentuk dan memperkenalkan personal brand dan juga business brand yang dimiliki kepada orang lain. Para individu dan juga badan badan bisnis mulai melirik Social Media sebagai sebuah kesempatan emas yang murah meriah untuk memperkenalkan ‘sesuatu’ kepada orang lain – mereka para individu mulai giat memperkenalkan apa dan siapa diri mereka kepda orang lain baik itu untuk tujuan pertemanan dan juga untuk tujuan yang bersifat profesional – sedangkan mereka para pengusaha juga mulai giat untuk ber-Social Media guna memperkenalkan dan menawarkan jasa atau produk yang mereka miliki kepada para calon konsumen atau calon pembeli.
Tapi tentu saja tidak adil jika hanya bicara tentang keuntungan dari Social Media, karena bagaikan pedang bermata dua – Social Media juga memiliki efek samping yang bisa merugikan.
Keburukan Social Media
Twitter, Facebook dan situs situs Social Media lainnya bisa dikatakan sebagai sebuah tempat di mana setiap orang BEBAS untuk melakukan apa saja yang dikehendakinya.
Berbicara tentang sebuah kebebasan, seringkali para pengguna Social Media terjebak dalamnya dan bagi mereka yang kurang pandai untuk menggunakannya malah sering dirugikan olehnya. Banyak orang salah kaprah dalam menggunakan Social Media, mereka menganggap Social Media adalah sebuah tempat di mana mereka bisa mengeluarkan pendapat dan informasi APA SAJA – sebagian besar orang menjadikan Social Media bagaikan sebuah diary atau buku harian pribadi – di mana mereka bebas melemparkan semua permasalahan hidup yang seharusnya tidak boleh diketahui orang lain, hal ini terkadang bisa berakibat fatal bagi diri sendiri karena ada ‘oknum’ tidak bertanggung jawab yang kemudian mengambil keuntungan pribadi dari permasalahan hidup orang lain. Mungkin anda masih ingat kasus penipuan dan juga penculikan yang terjadi akibat penggunaan Facebook beberapa waktu lalu?
Sadar atau tidak, Internet sebagai Social Media telah menjadi sebuah ‘dunia bayangan’ yang hampir mirip dengan dunia yang kita tempati dalam kehidupan sehari hari. Saat ini di Internet kita bisa melakukan berbagai hal yang dulu mungkin hanya bisa dilakukan dalam dunia nyata – di Internet kita bisa berkenalan dengan orang orang baru, berdiskusi dan bertukar informasi, menghadiri seminar atau webinar, berbisnis atau bertransaksi jual beli dan lain lain.
Sadar atau tidak, bahwa kita semua sebenarnya membawa semua ‘nilai’ yang ada di dalam diri sendiri ketika ‘hanyut’ dalam Social Media. Saat ini seseorang tidak perlu lagi harus bertatap muka dengan diri kita jika hanya sekedar untuk menilai apa dan bagaimana kepribadian yang ada pada diri kita – Ya! Hanya cukup dengan memperhatikan apa yang kita lakukan di dalam Social Media seseorang telah bisa langsung menilai apa dan bagaimana sebenarnya diri kita.
0 komentar:
Posting Komentar